al- Asy-ariah kaum Salaf



Gerakan al- asy’ariah mulai pada abad ke-4 H meraka adalah aliran sinkretisme  yang berusaha mengambil sikap tengah-tengah antara dua kutub akal dan naql (Alquran dan hadits). Menurut Ahmad Mahmud subhi syak, al-Asy’ari menganut madzhab imam syafi’i. al-Syafii mempunyai pandangan lain dari Muta’zillah umpamanya As syafi’i berpendapat bahwa Al-qur’an tidak diciptakan ada sebagian kaum asy’ariah banyak mengambil pendapat Mu’tazillah, yang kemudian diramu dengan pendapat-pendapat kaum salaf.
Perlawanan ini kemudian mengambil bentuk aliran teologi tradisional yang disusun oleh Abu Al-Hasan al asy’ari (935 M).


Al Asy’ari sendiri pada mulanya adalah seorang mu’tazillah tetapi kemudian, Menurut riwayatnya setelah melihat dalam mimpi bahwa ajaran-ajaran Muta’zillah di cap nabi Muhamad s.a.w. Sebagai ajaran-ajaran yang sesat, lalu ia meninggalkan ajaran tersebut dan membentuk ajaran-ajaran baru yang kemudian terkenal dengan nama teologi al-Asy’ariah.



TOKOH-TOKOH ASY’ARIAH
1.      Ibnu al- Baqillani ( 403 H- 1013 M) yang dianggap sebagai pendiri kedua aliran asy’ariah namun tidak selamanya setuju dengan ajaran-ajaran yang di tinggalkan asy’ariah.
2.      Imam Al- Haramain (1058 M- 478 H) tidak selama ia sependapat dengan apa yang tinggalkan gurunya (al-asy’ari) mengenai anthropomorphisme ia berpendapat bahwa tangan tuhan harus diartikan penlihatan tuhan yang di artikan wujud tuhan.[1]
(sifat kekal allah ) sebagai watak zat, bukan sifat tambahan bagi zat
3.      ‘Abd al- Qahhar al Bagdadi (478 H-1058 M) penulis al- farqbain al-firaq yang lebih cenderung berfanatik dan lebih banyak menyerang Mu’tazillah.
4.      Al- Qusyairi (465 H-1072 M) yang tertimpah fitnah di khurasan oleh Mu’tazillah
5.      al-Ghazali (505 H -1111 M) pengikut terpenting dan terbesar pengaruhnya pada umat islam beraliran ahli sunnah wal jama’ah.
6.      Al-Syahrastani (548 H- 1153 M) penulis buku al–milal wa al-nihal (agama dan kepercayaan)
7.      Fakhr al-Din  al- Razi (606 H- 1209 M) seorang mufassirin (ahli tafsir) dan ahli fiqh, seorang teologi islam dan filosof. Murid dari Ibnu sina yang berusaha memadukan agama dan filsafat.
8.      Muhamad ‘Abduh (1322 H -1905) seorang penyeru reformasi dan seorang tokoh salaf, pengarang risallah al- tauhid menurut beliau islam adalah agama tauhid.

 
PEMIKIRAN AL-ASY’ARIAH
1.      Tuhan berkuasa mutlak dan tak ada satupun yang wajib bagi-Nya. Tuhan berbuat sekehendaknya sehingga kalau ia memasukkan  manusia ke surga atau  nerakabukanlah ia bersifat tidak adil ataupun zalim.
2.      Menolak Manzilah bain manzilatain menurut beliau orang yang berdosa besar tetap Mukmin karena ia masih punya iman.
3.      Beautific vision  yaitu bahwa tuhan dapat dilihat karena tiap-tiap yang mempunyai wujud dapat di lihat di surga kelak/ di akhirat kelak[2].
4.      Tuhan tidak berkewajiban menjaga kemaslahatan  manusia ( al-salah wa al-aslah), manusia tidak wajib memberi ganjaran pada manusia  atas perbuatan-perbuatannya, bahkan tuhan boleh memberi beban yang tidak dapat dipikul kepada manusia.
5.      Mengenai Anhropisme, al-asy’ari berpendapat Tuhan mempunyai muka, tangan dan mata denag tidak ditentukan bagaimana (bila kaifa)[3] yaitu denag tidak memiliki bentuk batasan (la yukayyaf wa la yuhad).

Comments

Popular posts from this blog

definisi Fi'il Madhi dalam kitab Jurumiyah

kaidah tafsir al-tikrar

kaidah istifham