al- Maturidi teologi islam



Muncul pula di Samarkand suatu aliran yang menentang aliran Mu’tazillah yang di dirikan oleh Abu Mansur Muhamad ibn Muhamad  ibn Mahmud al-Maturidi  (w. 944 M) Aliran ini kemudian terkenal dengan  nama teologi Al- Maturidiyah.
Maturidiyah dan asy’ariah yang dilahirkan oleh kondisi sosial dan pemikiran yang sama kedua aliran ini datang untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri dari ekstrimitas kaum rasional, yaitu mu’tazillah


 TOKOH- TOKOH MATURIDIYAH
1.      Abu Mansur Muhamad ibn Muhamad  ibn Mahmud al-Maturidi (w. 944 M). pendiri aliran teologi al-Maturidi. Penulis kitab al- tauhid
2.      Abu al Yusr Muhamad al-Bazdawi (421-493 H) salah satu pengikut penting dari al –Maturidi, al-Bazdawi mengatahui ajaran-ajaran al-Maturidi dari orang tuanya.
3.      Abu al- Mu’in  al- nasafi (508 H- 1114 M) sebagai tokoh tulang pugung  Maturidiyah yang menegaskan bahwa hak allah adalah menciptakan sedangkan ha manusia adalah kasab.
  
  
  PEMIKIRAN MATURIDIYAH
1.      Menolak ajaran Mu’tazillah tentang al-salah wa al-aslah, al- Maturidi berpendapat Tuhan mempunyai Kewajiban –kewajiban tertentu.
2.      al- Maturidi sepaham dengan asy-ariah bahawa orang yang berdosa besar masih tetap mukmin, dan dosa besar akan di tentukan tuhan kelak di akhirat.
3.      Sependapat dengan Mu’tazillah soal anthropomorpisme.
4.      Tidak sependapat dengan asy’ariah bahwa ayat-ayat yang mengambarkan tuhan mempunyai bentuk jasmani tak dapat diberi interprestasi/ ta’wil
5.      Teori ketuhanan menurut Maturidiyah bahwa melihat allah adalah hak dan harus tanpa bagaimana (bisa digambarkan bagaimana caranya), tidak berhadapan maupun membelakangi, tidak terang maupun gelap.
6.      Iman tidak cukup hanya dengan perkataan, sementara kalbu atau hati tidak beriman. Apa yang diucapkan oleh lidah dalam menyatakan iman menjadi batal apabila hati tidak mengakui ucapan lidah.
7.      Iman adalah menyakini dan membenarkan dalam hati akan ke-esaan allah dan rasul-rasul yang di utusnya beserta risalah yang di bawa.               (tasdiq bi al-qalb)
8.      Mengakui kebenaran seluruh pokok-pokok ajaran islam secara verbal (Tasdiq bi al-lisan)

 

Comments

Popular posts from this blog

definisi Fi'il Madhi dalam kitab Jurumiyah

kaidah istifham

kaidah tafsir al-tikrar