Mengungkap Muta'zilah sang Rasionalis
PERKEMBANGAN
MU’TAZILLAH
Orang-orang mu’tazillah pendiri
sebenarnya ilmu kalam (teologi islam) mereka telah membahas problematika ilmu
kalam pada abad ke- 2 H.
Muta’zillah merupakan
aliran rasional dalam islam yang paling banyak teori dan tokoh-tokohnya, mereka membentuk suatu pemikiran filsafat
yang berkosentrasi membahas masalah Tuhan,
Alam, dan Manusia yang merupakan filsafat islam.
Ciri khas paling khusus dari Mu’tazillah, ialah
bahwa mereka menyakini sepenuhnya kemampuan akal. Prinsip ini mereka gunakan
untuk menghukum berbagai hal. Mereka berpendapat bahwa alam punya hukum
kokoh yang tunduk kepada akal. yang tidak menerima pendapat kaum-kaum
sebelumnya. Bagi mereka orang yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin.
Orang yang serupa ini kata mereka mengambil posisi di antara kedua posisi
mukmin dan kafir yang dalam bahasa arabnya terkenal dengan istilah almanzilah bain manzilatain (posisi di
antara dua posisi).
TOKOH- TOKOH MU’TAZILLAH
1.
Wasil ibn ata’
pembina aliran Muta’zillah (syaikh al- mutazilah wa qadil muhamad).
al’-allaf yang
menjadi pimpinan Muta’zilah cabang di baghdad yang merupakan murid dari wasil.Al
allaf berpendapat bahawa allah bukanlah jisim, tidak punya bentuk.
3.
al-Nazzam (185
H - 221 H) merupakan pemuka Muta’zilah salah seorang murid dari al’-allaf. Beliau
adalah filosof pertama dari kalangan mu’tazilah yang paling dalam pemikirannya,
ia menolak hal-hal yang berbau khufarat dan mitos. Ia tidak mau menerima hadist-hadist
tentang jin dan setan.
4.
Mu’ammar yang
mengemukakan teori yang menegaskan sifat-sifat
(dari allah SWT)
5.
al- Jubba’i
(932 H- 321 H) Tokoh besar terakhir di kalangan Mu’tazillah. al jubba’i
berusaha menolak sebagian teori kosmologi yang dikemukakan oleh Aristoteles.
PEMIKIRAN MU’TAZILLAH
1.
Yang di bawa
wasil paham tentang al- manzilah bain al manzilatain, posisi di antara
dua posisi dalam arti posisi menengah.
2.
Paham tentang
Tuhan menurut wasil, bersifat adil tidak mungkin berbuat zalim dengan memaksa
kehendak kepada Hamba-Nya. Artinya
Manusia itu sendirilah yang mewujudkan perbuatan baik perbuatan jahatnya, iman dan kufur-nya.
3.
Mengambil
bentuk peniadaan sifat sifat tuhan dalam arti bahwa apa-apa yang disebut sifat
tuhan sebenarnya bukanlah sifat yang mempunyai wujud sendiri di luar zat.
4.
kaum Muta’zilah
tidak percaya pada wahyu dan hanya mengetahui kebenaran yang diperoleh dari
perantara rasio.
5.
Menyulut
kontroversi yang menyatakan bahwa Alquran adalah makhluk.
6.
Al-wa’d wa
alwa’id (janji dan ancaman) yang merupakan pancasilanya Mu’tazillah
Peniadaaan sifat-sifat tuhan menurut al-Syahrastani,
Berpendapat bahwa sifat-sifat yang ada pada manusia tak dapat di berikan
kepada tuhan karena itu akan membawa kepada anthropomorphism yaitu hanya
tuhan yang berkuasa, berbuat dan mencipta. Manusia tak mempunyai daya apa-apa.
Ayat-ayat Al-quran yang dijadikan
sandaran dalam memperkuat pendapat Muta’zilah adalah: (QS.Al-Anbiya:47), (QS.Yasin:54),
(QS.An-nisa:40),
dapat disimpulkan bahwa semua perbuatan yang
timbul dari tuhan di tentukan dengan
kebijaksanaan atas dasar kemaslahatan. Keadilan menurut konsep Muta’zilah
merupakan titik tolak dalam pemikirannya tentang kehendak mutlak tuhan yang
terletak pada tujuan dalam perbuatannya dan memberi kebebasan kepada manusia.
Comments
Post a Comment