Filsafat pendidikan revolusioner
PENDIDIKAN YANG
VISIONER
Viso berarti kemampuan
melihat pada inti persoalan dengan penuh wawasan dan pandangan yang luas. Dalam bahasa arab, visi
disebut dengan bashirah atau ru'yah.
Karena
bersifat wawasan yang luas dan pandangan ke depan, maka visi merupakan ungkapan
umum dan abstrak, belum dijabarkan dalam bentuk prilaku-prilaku yang kongkret.
Penjabaran dari visi adalah rumusan tujuan.
Pendidikan memerlukan visi yang jelas. Visi pendidikan
merupakan keinginan atau cita-cita yang hemdak dicapai selama dan setelah
proses pendidikan berlangsung. Visi tersebut bersifat ideal,
"melangit", atau katakanlah "mimpi indah" yang hendak
digapai dalam bentuk kenyataan.
Tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh. John
dewey menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
pembentukan sikap hati-hati, awas, dan kebiasaan-kebiasaan berfikir teliti. menurutnya,
tujuan pendidikan prograsif adalah untuk memberi sejumlah keterampilan dan alat
yang diperlukan individu agar dapan berinteraksi dwngan dirinya sendiri Proses belajar juga harus
difokuskan, pada prilaku kooperatif dan diaiplin pribadi, dimana keduanya amat
diperlukan untuk memfungsikan masyarakat yang demokratis.
Tujuan pendidikan menurut aliran
rekonstruksionisme adalah untuk meningkatkan kesadaran anak didik dalam
menghadapi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang sedang dihadapi
oleh umat manusia secara global, serta untuk menginstruksikan mereka agar
menyelesaikan berbagai persoalan dengan kemampuan/keterampilan yang diperlukan.
Tujuan utama pendidikan menurit aliran rekontruksionisme ini adalah untuk
menbentuk tatan masyarakat baru yang saling terkait dengan masyarakat lain
secara global.6
Menurut JOHN
DEWEY, tujuan pendidikanitu tak ubahnya seperti tujuan-tujuan
lainnya. Contohnya petani, secara sederhana tujuan petani adalah untuk
memanfaatkan berbagai kondisi tersebut sedemikian rupa sehingga aktivitas dan
tenaganya mampu bekerja secara simultan, saling mendukung, bukan saling
berlawanan satu sama lain. Sama halnya dwngan pendidik, apakah ia seorang guru
atau orang tua. Dalam tujuan terdapat penerimaan tanggung jawab untuk melakukan
observasi, antisipasi, dan atiran-aturan yang diperlukan untuk melaksanakan
fungsi tujuan dimaksud.8
Al-abrasyi,
misalnya, memandang bahwa tujuan para pendidik dalam melaksanakan aktivitas
pendidikan itu bermacam-macam. Ada pendisik yang berpendapat bahwa tujuan
pendidikan itu adalah mendidik akal (rasionalisme), ada yang berpendapat bahwa
tujuan pendisikan itu adalah mendidik pribadi/individu (individualisme), ada
yang mengajak pada pendidikan moral atau membangkitkan perasaan agamis atau
membentuk akidah agama tertentu; ada yang berkeyakinan bahwa tujuan pendidikan
adalah pembentukan sifat-sifat sempurna secara mutlak dwngan anggapan bahwa
individu itu merupakan anggota penyempurna masyarakat (sosialisme).
dalam
al-qur'an disebutkan dalam QS. Al-Qalam [68]: 4, yaitu:
ﻋَﻈِﻴﻢ ﺧُﻠُﻖ
ﻟَﻌَﻠَﻰٰ ﻭَﺇِﻧَّﻚَ “dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”
Sedangkan
dari Hadis Nabi, disebutkan:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ
ﺑُﻌِﺜْﺖُ ﻷُﺗَﻤِّﻢَ ﻣَﻜَﺎﺭِﻡَ ﺍﻷَﺧْﻼَﻕ
“sesungguhnya aku diutus untuk mnyempurnakan
budi pekerti”
ﺍِﺩَّ ﺑَﻨِﻲْ ﺭَﺑِّﻰ ﻓَﺄَﺣْﺴَﻦَ ﺗَـﺄْﺩِﻳْﺒِﻲْ } ﺭﻭﺍﻩ
ﺍﻟﻌﺴﻜﺮﻯ ﻋﻦ ﻋﻠﻰ
“aku didik oleh
tuhanku, dan ia telah mendidikku dengan sebaik-baiknya”
Syair
Ahmad Syauqi menyebutkan:
ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻷُﻣَﻢُ ﺍﻷَﺧْﻼَﻕُ ﻣَﺎ ﺑَﻘِﻴَﺖْ ¤ ﻓَﺈِﻥْ
ﻫُﻢْ ﺫَﻫَﺒَﺖْ ﺃَﺧْﻼَﻗُﻬُﻢْ ﺫَﻫَﺒُﻮْﺍ
“suatu bangsa itu tetap
hidup selama akhlaknya tetap baik; bila akhlak mereka sudah rusak, maka sirnalah
bangsa itu”
Dikatakan bahwa mencapai suatu akhlak yang sempurna
adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan, tetapi tidak berarti bahwa kita tidak
mementingkan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya..
Menurut
umar
muhammad al-toumi al-syaibani, tujuan khas
pendidikan islam meliputi:
1.
Memperkenalkan kepada generasi muda akan aqidah-aqidah
islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadah, dan cara-cara melaksanakannya dengan
betul dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-akidah agama dan
menjalankan serta menghormati syi'ar-syi'ar agama.
2.
Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar
terhadap agama, termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak mulia. Begitu
juga menyadarkan akan bid'ah-bid'ah, khurafat-khurafat,
kepalsuan-kepalsuan dan kebiasaan-kebiasaan usang yang melekat kepada islam itu
tanpa disadari, padahal islam itu bersih.
3.
Menanamkan keimanan kepada Allah Swt. pencipta alam,
dan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari akhirat berdasarkan
paham kesadaran dan keharusan perasaan.
4.
Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah
pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan, dan untuk mengikuti
hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.
5.
Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada
Al-Qur'an, berhubung dengannya, membacanya dengan baik, memahaminya, dan
mengamalkan ajaran-ajarannya.
6.
Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan
kebudayaan islam dan pahlawan-pahlawannya, serta mengikuti jejak mereka.
7.
Menumbuhakan ra rela, optimisme, kepercayaan diri,
tanggung jawab, menghargai kewajiban, tilong menolong atas kebaikan dan takwa,
kasih sayang, cinta kebaikan, sabar, perjuanagan untuk kebaikan, memegang teguh
pada prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air serta bersiap membelanya.
8.
Mendidik naluri, motivasi, keinginan generasi muda,
membentenginya dengan akidah dan nilai-nilai, membiasakan mereka menahan
motivasi-motivasinya, mengatur emosi dan membimbingnya dengan baik.
9.
Menanamkan iman yang kuat kepada Allah Swt. dalam diri
mereka, menguatkan perasaan agama dan dorongan agama serta akhlak dalam diri
mereka, menyuburkan hati, dengan kecintaan, zikir, taqwa, dan takut kepada
Allah Swt.
10.
Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad, iri hati,
benci, kekasaran, kezaliman, egoisme, tipuan, khianat, nifak, raga, perpecahan,
dan perselisihan.
Menurut Abd. al-Rahman al-Nahlawi, tujuan asasi adanya manusia dialam
ini adalah untuk beribadah dan tunduk kepada Allah Swt. Serta menjai khalifah
dimuka bumi ini, yakni untuk memakmurkanya dengan melaksanakan syariah dan
menaati Allah Swt. (Q.S Al-Dzariyat
[51]:56). Dengan demikian, tujun akhir pendidikan islam adalah
merealisasikan ubudiyah kepada Allah
Swt. didalam kehidupan manusia, baik sebagai individu mupun masyarakat.
Menurut Abdurahman Saleh Abdullah, pendidikan islam mempunyai tiga tujuan pokok,
yaitu:
pertama, tujuan
pendidikn jasmani (ahdaf al-jismiyyah),
berdasarkan pada QS. Al-Baqarah [2]:247 dan QS. Al-Qashash [28]:26, serta hadis
Nabi:
ﺍَﻟْـﻤُﺆْﻣِﻦُ ﺍﻟْﻘَـﻮِﻱُّ ﺧَـﻴْﺮٌ ﻭَﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَـﻰ
ﺍﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْـﻤُﺆْﻣِﻦِ ﺍﻟﻀَّﻌِﻴْﻒِ ﻭَﻓِـﻲْ ﻛُـﻞٍّ ﺧَـﻴْـﺮٌ
“orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi
oleh Allah Swt. ketimbang orang mukmin yang lemah.”
Kedua, tujuan
pendidikan rohani (ahdaf al-ruhaniyyah),
berdasarkan pada QS. Al-Qalam [68]:4 mengeni akhlak Nabi Muhammad Saw. yang
kukuh teguh. Dan ketiga, tujuan
pendidikan akal (ahdaf al-aqliyyah),
berdasarkan pada QS. Al-Nisa [4]:82.
Comments
Post a Comment