Manhaj Tafsir Jalalain
Biografi Pengarang
Tafsir Jallalain
dikarang oleh Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy.[1]
Imam Jalaluddin As-Suyuti, nama lengkapnya adalah Abdurrahman Ibn al-Kamal Abi
Bakr bin Muhammad bin Sabiqud-Din Ibn Fakhr ‘Utsman Ibn Nadhiruddin al-Hammam
al-Khudhairi al-Asyuti.Laqab-nya adalah Jalaluddin, sedangkan kunyah-nya adalah
abu al-fadhl.[2] Sedangkan
Nama lengkap dari Jalaluddin al-Mahalliy adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
Ibrahim al-Mahalliy as-Syafi’i.[3]
Mengenai biografi lebih
jauh tentang kedua ulama’ tersebut, akan kami jelaskan berikut ini:
1.
Biografi
Imam Jalalauddin As-Suyuti
Imam Jalaluddin as-Suyuthi,
dilahirkan di Cairo pada ba’da magrib, pada malam ahad bulan Rajab tahun 849 H
bertepatan dengan tanggal 3 bulan Oktober tahun 1445 M.[4]
as-Suyuti hidup pada masa Dinasti Mamalik pada abad ke-15. Ia berasal dari keluarga keturunan persia yang semula
bermukim di Baghdad, kemudian pindah ke Asyut. Bapaknya adalah seorang guru
fiqh di salah satu madrasah di Cairo. Bapaknya tersebut meninggal ketika
as-Suyuti masih berumur 6 tahun.[5]
Imam Jalaluddin as-Suyuti telah hafal qur’an sebelum
berumur 8 tahun. Kemudian beliau juga hafal kitab al-Umdah, manhaj fiy al-Fiqh
wal Ushul, al-fiyah Ibnu Malik.[6]
Imam Suyuti ini, berguru fiqh kepada al-Balqaniy dan Syaikh al-Islam
Syarifuddin al-Munawi. Dia juga belajar Tafsir, Ushul Fiqh, Bahasa Arab,
Ma’ani, dan lain sebagainya kepada Syaikh Taqiyuddin al-Hanafiy dan Syaikh
Muhyiddin al-Kafijiy.[7]
Selain itu, dia juga belajar tentang fiqh dan Nahwu kepada Jalaluddin Muhammad
bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim al-Mahalli.[8]
Selain itu, dia juga belajar kepada Syamsuddin al-Qiyati banyak ilmu seperti
Fiqh, Ushul Fiqh, Kalam, Nahwu, I’rab, Ma’ani, Bayan, Manthiq, serta belajar
pula tentang ilmu ma’ani dan bayan kepada Syaikh Bakir.[9]
Dia adalah orang yang sangat mendalam dalam tujuh bidang ilmu. Tafsir, Hadis,
Fiqh, Nahwu, Ma’ani, Bayan, dan Badi’.[10]
Imam Suyuti merupakan ulama’ yang sangat giat dalam
mencari ilmu. Dia melakukan rihlah-rihlah ke berbagai daerah untuk mencari
ilmu. Pada bulan Rabi’ul akhir tahun 869 H, dia pergi ke Hijaz, yang
selanjutnya sampai di Makkah pertengahan bulan Jumadil akhir. Kemudian, pada
awal tahun 870 H, dia kembali ke Mesir, kemudian melakukan perjalan ke Dimyath
dan Iskandariah pada tahun itu.[11]
Imam Suyuti adalah seorang Ulama’ dan penulis yang
sangat produktif. Banyak sekali karya-karya beliau dalam berbagai disiplil
Ilmu. Dalam bidang tafsir dan Ilmu tafsir, beliau mengarang kitab Tarjuman
al-Qur’an fiy Tafsir al-Musnad, yang berisi tentang kumpulan hadis yang
berhubungan dengan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an; ad-Durr al-Mansur fiy
Tafsir bil Ma’tsur; Mubhamat al-Aqran fiy al-Mubhamat al-Qur’an; Lubab
an-Nuqul fiy al-Asbab an-Nuzul; Tafsir jallalain, yang mana dia
menyelesaikan tafsir yang belum selesai ditulis oleh gurunya,Jallaluddin
al-Mahalliy; Majma’al-Bahrain wa Mathla’ al-Badrain, yang memaparkan
segala permasalahan furu’ dalam al-Qur’an; at-Takhyir fiy ‘Ulum at-Tafsir,
yang kemudian diperluas pemaparannya dengan judul al-Itqan fiy ‘Ulum
al-Qur’an.
Dalam bidang hadis dan ilmu hadis, dia menulis kitab: Jami’
al-Masanid yang dikenal dengan Jami’ al-jawami’ dan Jami’
al-Kabir; al-Jami’ as-Shaghir fiy al-Hadis al-Basyir an-nadhir.
Dalam bidang bahasa dan sastra arab, dia juga menulis al-Mazhar fiy ‘Ulum
al-Lughah, dan al-Iqtirah fiy ‘Ilm Ushul an-Nahwu wa Jidalih. Selain
itu, dia juga menulis Asybah wa an-Nadhair fiy an-nahwu, yang berisi
tentang ilmu nahwu dengan metode fiqh. Selain yang disebutkan tersebut,
sebenarnya masih banyak kitab-kitab beliau dalam berbagai disiplin ilmu yang
tidak dapat disebutkan disini.[12]
Imam Suyuti memiliki banyak
sekali murid, seperti Ibrahim bin Abdurrahman bin Ali al-Alqamiy (w. 994), Ibn
Muthir, Abu al-Khair bin ‘Amus ar-Rasyidi al-Hashariy, Abu al-Abbas, Ahmad bin
Ali bin Zakariya, dan lain sebagainya.
Imam Jalaluddin As-Suyuti meninggal pada waktu sahur,
pada malam jum’at tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H, bertepatan dengan tanggal
17 bulan Oktober tahun 1505 M, pada usia 61 tahun lebih 10 bulan lebih 18 hari.
2.
Biografi
Imam Jalalauddin Al-Mahalliy
Adapun Jalaludin Al Mahali
terkenal dengan pangilan Jalaludin, nama panjangnya adalah Muhammad
Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ibrahim Al Mahalli As- Syafi’i. Imam
Jalaludin Al Mahalli lahir di kota Mesir pada tahun 791 hijriyah dan Beliu
wafat pada tahun 864 hijriyah.
Beliu ahli dalam bidang Fiqih, Kalam, Ushul, Nahwu,
Mantiq dan lain-lain. Diantara guru beliu adalah Al Badri Muhammad Al-Aqshoroi, Burhani Al-Baijuri, Syamsul Al- Basati, A’lai
Al- Bukhori.
Diantara karya –karya beliu
seperti :Kitab Ghoyah Al-Ikhtishol,
Kitab Tahrir, Kitab Tankih, Kitab Salamatul ‘Ibaroh, Kitab Hasanil Mazji
Wal Hal, Syarah Jam’ul Jawami’ Fil Ushul , Syarah Al-Minhah Fiy Fiqh
As-Syafi’i. Sarah Warqotu Fil Ushul dan Kitab Tafsir Jalalin.[13]
Metodelogi
Tafsir Jalalain
Metode penafsiran dari
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Jaluddin As-Suyuthi dalam menulis tafsinya
adalah Ijmali.[14]
Yang dimaksud dengan metode penafsiran ijmali adalah metode menafsirkan
Al-Qur’an dengan cara mengemukakan makna global. Dalam definisi lain dijelaskan
metode ijmali adalah metode penafsiran yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an
secara ringkas tetapi komprehensif
dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti, dan enak dibaca.[15]
[2].Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir
al-Ma’tsur.
(Bairut:Daar al-Kutub
Al-Ilmiyyah,1990)
Juz.I hal.
4
[4].Ahmad As-Shawiy
al-Maliki. Hasiyatus Shawiy ‘ala Tafsir al-Jalalayn. (Bairut:Daar
al-Fikr,1993) hal.
4
[5].Tim Penyusun. Ensiklopedi
Islam. (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003) Jilid IV, Juz.I hal. 324
[6].Imam Suyuthi. Tadrib ar-Rawi fiy Syarh Taqrib
an-Nawawi.
(Bairut:Daar al-Kutub
Al-Ilmiyyah,1996) Juz.I hal.
5
[8].Al-Qur’an
al-Karim bi Rasm Utsmani wa bi hamisyihi Tafsir al-Imamaini al-Jalalaini. (Daar Ibn Katsir,tt) hal.11
[9].Iyad Khalid at-Thaba’. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin
as-Suyuti: Ma’lamat al-Ulum al-Islamiyyah. (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) Cet.I hal. 29
[11].Iyad Khalid at-Thaba’. Al-Imam al-Hafidz
Jalaluddin as-Suyuti: Ma’lamat al-Ulum al-Islamiyyah. Op.Cit
hal. 43
[14]. Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir.
(Yogyakarta: Pustsaka pelasjar ,2005) hal. 394
[15]. Kementerian Agama RI, Mukadimah Al-Qur’an dan
Tafsirnya. (Jakarta:Lentera Abadi,2011)
hal.72
izin copas yee
ReplyDeleteoke sobat
Delete